Labkom99.com – Penggunaan artificial intelligence (AI) di Tiongkok hampir merambah pada semua sektror kehidupan masyarakat Tiongkok. Di Tiongkok, Jika dulu seseorang mengatakan Anda bisa makan di wajah Anda maka ada kemungkinan 99,99% bahwa kalimat ini mengejek Anda.
Namun pada hari ini, jika seseorang mengatakan bahwa Anda dapat makan di wajah Anda, maka kalimat ini cenderung mengingatkan Anda untuk menggesek wajah Anda untuk membayar.
Penggunaan Artificial Intelligence Untuk Transaksi Keuangan Hanya Dengan Wajah Tak Perlu Uang Cash
Dalam beberapa tahun terakhir dengan penerapan teknologi AI, Masyarakat Tiongkok hampir dapat bepergian ke seluruh daerah hanya dengan mengandalkan wajah, cara yang paling umum adalah dengan membawa ponsel. Di pusat perbelanjaan di seluruh Tiongkok, Anda dapat membayar hanya dengan muka wajah anda.
Bahkan bukan hanya perbelanjaan berskala besar saja yang menggunakan teknologi ini. Pedagang di pasar dan pedagang rumahan juga sudah bisa menggunakan. Seluruh transaksi keuangan di tiongkok bisa dilakukan hanya dengan wajah tak perlu uang cash.
Baca Juga : Teknologi Pengenalan Wajah Menyederhanakan Dan Memudahkan Segala Macam Transaksi
Kartu ATM bank dapat digunakan untuk memverifikasi wajah pemiliknya, dapat mengambil rel data dengan berkecepatan tinggi. Scan wajah anda dapat membuka pintu gerbang atau pintu kantor sekaligus absensi.
Penggunaan Artificial Intelligence Hanya Perlu Waktu 3 Detik Untuk Mendaftar Kuliah
Di masa lalu, pendaftaran mahasiswa baru harus mengantri, menandatangani, dan menerima bukti check-in pendaftrana. Meskipun prosesnya tidak rumit, namun sangat memakan waktu.
Baru-baru ini, Fakultas Kecerdasan Buatan dan Otomasi Universitas Sains dan Teknologi Huazhong telah meluncurkan “Sistem Sambutan Cerdas Pengenalan Wajah” yang dikembangkan secara mandiri oleh mahasiswa untuk menyelesaikan masalah ini.
Baca Juga : Penggunaan Kecerdasan Buatan Untuk Analisis Prediktif
Selama penerimaan mahasiswa baru 2020 “hanya perlu scan wajah mereka” di depan kamera di depan layar komputer, mereka dapat menyelesaikan proses pendaftaran. Keseluruhan proses hanya membutuhkan 3 hingga 5 detik dan efisiensi pendaftaran 10 kali lebih tinggi daripada metode tradisional.
Sistem ini dapat secara langsung mengidentifikasi siapa Anda, dengan menampilkan semua informasi tentang calon mahasiswa. Dibandingkan dengan metode sebelumnya dalam mencari direktori secara manual, keuntungan dari proses pengenalan wajah dapat mendaptakan informasi cepat akurat dan sangat jelas.
Calon mahasiswa baru juga merasakan kenyamanan dengan hadirnya teknologinya ini. Proses cepat akurat terlebih dalam kondisi pandemic seperti sekarang ini.
Universitas Farmasi Cina juga telah memasang sistem pengenalan wajah di perpustakaan dan beberapa ruang kelas. Sistem ini bertujuan tidak hanya dapat mengenali informasi mahasiswa, tetapi juga menilai perilaku mahasiswa.
Baca Juga : Kontribusi Kecerdasan Buatan (AI) Dalam Kehidupan Nyata
Dari saat mahasiswa memasuki kelas, kemudian mahasiswa duduk di sana sistem akan terus mengenali mahasiswa tersebut. Melalui pengenalan wajah ini, dapat di ketahui detail data mahasiswa, bahkan kegiatan apa yang dilakukan mahasiswa di kelas.
Seperti melihat ke atas dan ke bawah beberapa kali, bermain HP, apakah masiswa tersebut tidur dalam kelas dan semua kegiatan lain.
Nasib Joki Ujian berakhir disini Meskipun sebagian besar mahasiswa memiliki studi serius, kesadaran spiritual yang jujur dan dapat dipercaya dan tindakan praktis. Selalu ada sejumlah kecil mahasiswa yang ingin memancing masalah dengan menggukan joki saat ujian.
Baca Juga : Apakah Kecerdasan Buatan (AI) Menimbulkan Ancaman Bagi Manusia?
Dengan menggunakan kartu ID palsu, para joki ujian biasanya bisa masuk ke ruang kelas layaknya mahasiswa sungguhan. Namun sekarang dengan teknlogi pengenalan wajah yang diterapkan di beberapa kampus di Tiongkok Nasib para joki ujian juga berakhir.
Kapan Indonesia Bisa Menerapakan Penggunaan Artificial Intelligence Dalam Segala Bidang
Era Artificial Intelligence merupakan topik yang sedang dipelajari dan dikembangkan seluruh negara di dunia. Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah kehidupan manusia di masa depan. Meski masih banyak orang kuatir tentang peran artificial intelligence yang dapat menggantikan peran manusia dengan alat.
Di Indonesia sendiri sudah masuk di era yang artinya semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sebagai sumber informasi tetapi juga alat untuk menjalani hidup. Perkembangan teknologi diaharapkan mampu meminimalisir adanya kesenjangan perekonomian.
Baca Juga : Mengapa Teknologi Begitu Penting Dan Perubahan Apa Yang Dibawa Teknologi Terbarukan ?
Sampai saat ini Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 yang ramai di gemborkan bisa diakatakan masih asing di telinga orang Indonesia terlebih untuk Artificial Intelligence.
Jelas yang mengetahui hanya di kalangan akademis yang melek akan kemajuan zamannya atau yang memang konsen dalam bidang tersebut. Pebisnis yang memang punya kepentingan keberlangsungan usahanya dan pemangku kebijakan publik yang mengatur dan menjalankan roda pemerintahan.
Institusi pendidikan yang dikategorikan unggulan di Indonesia pun belum menerapkan Artifical Intelegent dalam kesehariannya. Dari mulai sistem pendidikannya, cara berinteraksi pendidik dan yang terdidik, serta pemupukan paradigma berpikir modernnya.
Baca Juga : 36 Film Bertemakan Artificial Intelegent Yang Layak di Tonton
Indonesia memang banyak memiliki komunitas dan organisasi yang focus membahas Artificial Intelligence. Tetapi itu hanya menjadi konsumsi pribadi atau kelompok saja karena keterbatasan kekuasaan dan peraturan terakait.
Masih perlu sinkronisasi antara pemangku kepentingan peneliti dan pebisnis untuk menerapkan Artificial Intelligence di Indonesai. Indonesia sendiri cukup banyak memiliki potensi dan sumber daya untuk dapat menerapkanya.