Video Conference atau meeting online bukanlah hal baru, terlebih dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini. Semakin banyak perusahaan atau organisasi beralih ke kebijakan kantor jarak jauh. Sehingga berbondong-bondong beralih dari meeting biasa ke meeting online dengan Video Conference.
Popularitas dan kepentingan strategisnya telah meningkat secara signifikan. Labkom99 percaya bahwa karena adanya peraturan kerja kantor jarak jauh atau WH maka Video Conference semakin umum di masa depan. Video Conference akan menjadi faktor pendorong penting untuk kolaborasi dan produktivitas manusia dan perusahaan.
Agar dapat digunakan oleh pelaku bisnis, Video Conference harus memiliki performa tinggi dan keamanan yang memadai. Persyaratan ini bahkan lebih penting ketika perusahaan menggunakan berbagai perangkat untuk terhubung ke lingkungan kerja jarak jauh.
Namun, tidak semua Video Conference atau meeting online memiliki keamanan yang sama. Sedikit kecerobohan, perlindungan yang tidak memadai akan menyebabkan pengguna menghadapi situasi terkana serangan siber pada saat meeting online. Data penting yang sensitif dapat di akses sesacra tidak sah bahkan dalam dilakukan bersamaan dengan rekaman videod.
Karena alasan ini, perusahaan organisasi bisnis harus menerapkan perlindungan multi-layer terhadap ancaman siber tersebut. Sekaligus memberikan pengalaman meeting online dan Video Conference sebagai tantangan utama yang dihadapi perusahaan dari segi keamanan data. Baca Tantangan Keamanan Cloud Computing Dan Solusinya
Memang benar, Semua aplikasi Video Conference terhubung melalui Internet. Aplikasi Video Conference memiliki risiko akses yang ilegal dan kebocoran data. Seperti yang pernah terjadi, peretas menyerang dan membajak aplikasi Video Conference terkenal Zoom web conferencing. Bahkan sampai organisasi FBI mengeluarkan peringatan.
Baca juga : Meeting Online Menggunakan Zoom, Cara Instalasi Dan Cara Menggunakan Zoom
Pada artikel ini labkom99 mengulas adanya 3 Risiko Keamanan Video Conference Saat Meeting Online.
1. Risiko Pembajakan
Video Conference memiliki ID dan PIN meeting publik, ini menjadi celah utama pembajakan. Misalnya, karena seseorang lalai telah memposting ID rapat di profil media sosial atau tanda tangan emailnya.
Atau membuat ID dan PIN rapat yang mudah ditebak. Tanpa perlindungan, siapa pun dengan kredensial dapat bergabung dengan Video Conference tersebut. Dengan demikian dapat mengganggu prosedur meeting online bahkan dapat mendapatkan informasi sensitif.
2. Masalah Perizinan Yang Disebabkan Oleh Berbagi Layar
Sebagian besar aplikasi Video Conference menyertakan kemampuan berbagi layar. Peserta yang tidak berhak juga bisa menjadi salah satu peserta dan berbagi desktop mereka dan menjadi salah satu sesi showcase.
3. Konten Video Conference Direkam
Seluruh konten Video Conference dapat direkam untuk ditonton atau ditranskripsi nanti. Lokasi penyimpanan dan metode perlindungan data meeting online sangat penting. Karena akses yang tidak tepat atau kurangnya enkripsi dapat berarti bahwa informasi sensitif telah jatuh ke tangan yang salah.
Baca juga : Mengungkap Komputasi Rahasia
Selain risiko dalam aplikasi, perangkat lunak lain dalam Video Conference juga berpotensi meningkatkan kemungkinan perangkat klien diserang. Misalnya, di desktop atau laptop, Video Conference mungkin mengharuskan pengguna mengunduh plugin browser atau perangkat lunak lain.
Beberapa di antaranya tidak berada dalam saluran distribusi yang aman seperti Windows Store atau Mac App Store. Faktor tambahan ini semakin meningkatkan risiko keselamatan yang terganggu. Untuk perusahaan yang melakukan transformasi digital, harus lebih serius dalam menjaga keamanan sistem dan aplikasi yang digunakan.