Labkom99.com – Protokol Dan Karakteristik Lapisan OSI. Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang cligunakan pada berbagai layer. Model ini disebut ISO OSI (Open System Interconnection) Reference Model, karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open system.
Open System dapat diartlkan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sis tern-sistem lainnya. Ringkasnya, disebut sebagai model OSI saja. Model OSI memiliki tujuh layer.
Prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah:
1. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
2. Setiap layer harus rnemillki fungsi tertentu.
3. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protokol internasional.
4. Batas-batas layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati interface.
5. Jumlah layer harvis cukup banyak sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer di luar keperluannya. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi siilit dipakai.
OSI bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada setiap layernya. Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sebuah layer.
Akan tetapi ISO juga telah membuat standar untuk semua layer, walaupun standar ini bukan merupakan model referensi itu sendiri. Setiap layer telah dinyatakan sebagai standar internasional yang terpisah.
Karakteristik Lapisan OSI
Ketujuh lapisan dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan atas mengurusi persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasikan hanya pada perangkat lunak saja. Lapisan tertinggi (lapisan aplikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna (user).
Pengguna dan lapisan aplikasi saling berinteraksi dengan software aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi. Istilah lapisan atas kadang-kadang digunakan untuk ke beberapa lapisan atas dari lapisan lapisan yang lain model OSI.
Lapisan bawah model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan lapisan data link diimplementasikan ke dalam perangkat keras dan perangkat lunak. Lapisan-lapisan bawah yang lain pada umumnya hanya diimplementasikan dalam perangkat lunak.
Lapisan terbawah, yaitu lapisan fisik adalah lapisan penutup bagi media jaringan fisik, misalnya jaringan kabel, dan sebagai penanggung jawab bagi penempatan informasi pada media jaringan. Tabel berikut ini menampilkan pemlsahan kedua lapisan tersebut pada lapisan-lapisan model OSI. Application Application Lapisan Atas Presentation Session Transport Data Transport Lapisan Bawah Network Data Link Physical
Lapisan-lapisan Model OSI
1. Physical Layer
Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke kanal komunikasi. Masalah desain yang haras diperhatikan di sini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0 bit.
Pertanyaan yang timbul dalam hal ini adalah berapa volt yang perlu digunakan untuk menyatakan nilai 1 dan berapa volt pula yang diperlukan untuk angka 0? Diperlukan berapa mikrosekon suatu bit akan habis? Apakah transmisi dapat diproses secara simultan pada kedua arahnya?
Berapa jumlah pin yang dimiliki jaringan dan apa kegunaan masing-masing pin? Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan dengan masalah mekanis, elektrik dan interface prosedural, serta media fisik yang berada di bawah physical layer.
Peralatan-peralatan yang berada pada layer ini antara lain; hub, kabel.
2. Data Link Layer
Tugas utama Data Link Layer adalah sebagai fasilitator transmisi raw data dan mentransmisikan data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke network layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte).
Kemudian data link layer mentransmisikan frame tersebul secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim krmbali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu.
Hal ini bisa dilakukan dengan membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame. Bila secara insidental pola-pola bit ini bisa ditemui pada data, maka diperlukan perhatian khusus untuk meyakinkan bahwa pola Lersebut tidak secara salah dianggap sebagai batas-batas frame.
Terjadinya noise pada saluran dapat merusak frame. Dalam hal ini perangkat lunak data link layer pada mesin sumber dapat mengirim kembali frame yang rusak tersebut. Akan tetapi transmisi frame yang sama secara berulang-ulang bisa menimbulkan duplikasi frame. Frame duplikat perlu dikirim apabila acknowledgement frame dari penerima yang dikembalikan ke pengirim telah hilang.
Tergantung pada layer inilah masalah-masalah yang menyebabkan rusak, hilang, dan duplikasi frame diatasi. Data link layer menyediakan beberapa kelas layanan bagi network layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan berdasarkan kualitas dan harganya.
Masalah lainnya yang timbul pada data link layer (dan juga sebagian besar layer-layer di atasnya) adalah bagaimana mengusahakan kelancaran proses pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu-lintas data harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang dimiliki penerima pada suatu saat tertentu. Seringkali pengaturan aliran dan penanganan kesalahan (error) ini dilakukan secara terintegrasi.
Saluran yang dapat mengirim data pada kedua arahnya juga bisa menimbulkan masalah. Dengan demikian perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi perangkat lunak data link layer. Masalah yang dapat timbul di sini adalah frame-frame acknowledgement yang mengalir dari A ke B saling mendahului dengan aliran dari B ke A.
Jaringan broadcast memiliki masalah pada data link layer. Masalah tersebut adalah dalam hal pengontrolan akses ke saluran yang dipakai bersama. Untuk mengatasinya dapat digunakansublayer khusus data link layer, yang disebut medium access sublayer.
Peralatan yang ada di layer ini adalah bridge, NIC (Network Inteface Card), switch.
3. Network Layer
Network Layer berfungsi untuk mengendalikan operas! subnet. Masalah desaln yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari surnber ke tujuan. Route dapat didasarkan pada tabel statis yang dihubungkan ke jaringan.
Route juga dapat ditentukan pada saat awal percakapan, misalnya session terminal Oleh karena itu route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu.
Bila pada saat yang sarna dalam sebuah subnet terlalu banyak paket, rnaka ada kernungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya collision. Pengendalian kernacetan seperti itu juga merupakan tugas network layer.